Selasa, 15 November 2016

Teliti, ini 5 penyakit tak terduga yang dipicu menopause

Mungkin kamu pernah mendengar bahwa masa menopause dapat memberi efek pada perubahan suasana hati kamu. Tetapi, tak dapat disangkal bahwa masa akhir dari periode wanita ini dapat memicu beberapa masalah kesehatan yang mengejutkan.
Sebagian wanita dapat melalui masa menopause ini dengan aman, tetapi sebagian lagi memiliki kemungkinan mengembangkan beberapa masalah kesehatan. Melansir dari prevention.com, berikut ini merupakan deretan lima penyakit yang dipicu oleh menopause.

1.Gangguan pada panggul
Ketika masih muda, otot-otot panggul mungkin saja masih bisa bekerja dengan baik dalam mendukung berbagai aktivitas yang kamu lakukan. Tetapi setelah mengalami masa menopause, otot-otot panggul ini akan mulai melemah dan menyebabkan beberapa gangguan seperti kandung kemih,rahim, rektum, atau bahkan vagina akan mulai terkulai ke bawah. Wanita yang pernah melahirkan secara normal (persalinan vaginal) adalah yang paling rentan terserang gangguan ini.

Tak sedikit pula wanita akan mendapatkan kenaikan berat badan setelah menopause dan menyebabkan tekanan ekstra pada otot-otot panggul. Jika kamu merasakan adanya tonjolan di antara kaki atau bahkan mengalami masalah pengosongan kandung kemih atau usus, sebaiknya kamu segera mengonsultasikannya dengan dokter urogynecologist. Mereka adalah dokter yang mengkhususkan diri dalam gangguan panggul.

2.Penyakit organ hati
Ketika masih muda, hati cenderung mudah memperbaiki diri dari berbagai serangan seperti alkohol, infeksi atau bahkan kelebihan lemak. Meskipun terkadang organ ini terkadang meletakkan jaringan parut, bukan sel-sel sehat. Kadar estrogen tampaknya berkontribusi untuk mengganggu sistem kerja hati. Ketika hormon estrogen menurun saat menopause, jaringan parut mulai berkembang dalam tubuh. Jika itu terjadi, maka ini dapat menyebabkan penyakit pada organ hati yang kronis.

Estrogen juga berperan dalam melindungi mitokondria, atau markas perlindungan bagi sel-sel hati kamu. Ketika hormon estrogen menurun, kerusakan bisa saja terjadi dan berujung pada cepatnya penuaan organ hati. Melakukan tes kadar enzim dalam hati dapat menjadi cara pencegahan dini bagi kamu untuk terhindar dari serangan penyakit ini. Bagi banyak orang, penyakit hati biasanya cukup diam hingga mencapai tahap yang lebih maju.

3.Gangguan autoimmun
Sebenarnya gangguan seperti merasa lelah atau bahkan murung adalah gejala umum yang terjadi pada masa menopause. Sayangnya, di sisi lain ini bisa menjadi gejala gangguan autoimmun seperti multiple sclerosis, lupus, atau rheumatoid arthritis. Sementara penurunan kemampuan sistem kekebalan tubuh muncul saat menopause, tentu saja ini bisa memperburuk kondisi kamu.

Sekali lagi, ini berkaitan dengan penurunan kadar estrogen yang ada dalam tubuh kamu. Pergeseran hormon estrogen saat menopause dapat menyebabkan peradangan berlebihan dalam tubuh dan memicu sistem tubuh tertentu untuk mengaktifkan dirinya sendiri.

4.Mata kering
Estrogen bukanlah satu-satunya hormon yang mengalami perubahan saat seseorang mengalami menopause. penurunan kadar hormon estrogen membuat kadar hormon testosteron justru meningkat. Peningkatan kadar hormon testosteron dapat mempengaruhi kondisi mata kamu. Hormon testosteron ini berperan penting dalam kelenjar meibom dengan menghasilkan lapisan berminyak dan melindungi kelembapan pada permukaan mata.

Kondisi tersebut bisa membuat lapisan berminyak tersebut menipis. Akibatnya, air dari mata lebih banyak menguap dan meninggalkan kadar garam yang menjengkelkan. Inilah yang menyebabkan mata menjadi kering dan terlihat merah.Selain itu, kelenjar lakrimal yang menjadi antibodi yang melindungi permukaan mata akan mati lebih cepat setelah menopause.

5.Sleep apnea
Penelitian yang datang dari University of Texas menunjukkan bahwa wanita memiliki risiko 3,5 kali lebih tinggi terhadap sleep apnea dibandingkan dengan mereka yang belum. Sleep apnea adalah kondisi di mana seseorang akan mengalami perhentian napas selama beberapa detik dalam satu titik pada saat tidur. Kondisi inilah yang membuat seseorang kesulitan untuk mendapatkan istirahat yang cukup. Selain itu, sleep apnea juga bisa menimbulkan risiko diabetes, stroke dan banyak lagi.

Ada beberapa hal yang terjadi pada masa menopause yang membuat seseorang lebih rentan terhadap sleep apnea. Pertama, penurunan progesteron. Ini adalah hormon yang membantu melindungi sistem pernapasan. Kedua, kulit leher yang mulai menipis membuat pernapasan rentan pada malam hari. Ketiga, peningkatan berat badan setelah menopause dapat menghambat sistem pernapasan.

0 komentar:

Posting Komentar