Tips Perawatan Kecantikan Dan Kesehatan

Informasi Pasang Iklan, Silahkan hubungi team advertising kami (Wa: 082165725806)

Seputar Kecantikan Wajah

Informasi Pasang Iklan, Silahkan hubungi team advertising kami (Wa: 082165725806)

Seputar Kesehatan Tubuh

Informasi Pasang Iklan, Silahkan hubungi team advertising kami (Wa: 082165725806)

Relationship

Informasi Pasang Iklan, Silahkan hubungi team advertising kami (Wa: 082165725806)

Serba-Serbi

Informasi Pasang Iklan, Silahkan hubungi team advertising kami (Wa: 082165725806)

Kamis, 16 Maret 2017

AMPUTASI BUKAN JALAN SATU-SATUNYA SEMBUHKAN KANKER TULANG

Sebelumnya, sudah membahas soal penyakit kanker tulang (link) bersama dr. Saminathan Suresh Nathan.
Sponsor: cream pemutih wajah

Dokter Suresh adalah salah satu dokter yang mengembangkan penyembuhan kanker tulang tanpa jalan amputasi.

kanker tulang atau bone cancer atau bone tumor adalah penyakit genetik yang biasa mengancam seseorang berusia 5-20 tahun atau di atas 50 tahun.

Umumnya penyakit ini lebih banyak di derita oleh lelaki ketimbang perempuan berbadan tinggi.

Cara penyembuhan kanker tulang memang biasanya mengarah pada amputasi.

Namun, beberapa penelitian telah berkembang.

Amputasi pun dijadikan jalan terakhir untuk menghilangkan sel kanker ganas ini. dr. Suresh menjadi salah satu yang concern untuk  menyelamatkan tubuh manusia dari bahaya kanker tulang.
Salah seorang penderita kanker tulang di pangkal kaki, Indah Melati, yang juga meluncurkan buku Alien itu Memilihku, berhasil lolos dari maut tanpa harus kehilangan kakinya.

Menurut dr. Suresh yang juga menangani Indah, ada tiga treatment yang bisa dilakukan buat pasien penderita kanker tulang.

“Operasi, kemoterapi, dan radiasi. Kombinasi yang biasa dilakukan adalah operasi untuk tahap awal lalu kemoterapi.

Terakhir, ada sebagian yang membutuhkan radiasi namun sebagian lainnya tidak,” tuturnya. “Operasi di sini mengambil bagian tulang tubuh yang terjangkit kanker tulang lalu menggantinya.

Cara paling gampang memang amputasi tapi saya menentang hal tersebut,” tambahnya.

FYI, karena kanker tulang (apalagi berjenis Ewing’s Sarcoma) ini biasanya terjangkit oleh anak-anak maka dokter biasanya hanya memberikan obat yang mampu membantu proses pertumbuhan tulang.
Sayangnya, bila terjangkit pada orang dewasa yang sudah tidak mengalami proses pertumbuhan tulang, dokter biasnya menggantinya dengan bahan metal.

Untuk melalui tiga treatment yang disebutkan tadi ternyata butuh waktu kurang lebih 1 tahun dan biaya sekitar Rp200 juta.

Terdengar mahal? “It’s about life saving. If you save a child it could be the next Bill Gates or the next Susilo Bambang Yudhoyono. With children you’ll never know,” pendapat dr. Suresh.

Anyway, setelah kurang lebih menjalani treatment selama 1 tahun, pasien masih harus melalui tahap monitoring selama 5 tahun.

Bila dalam jangka waktu itu pasien tidak mengalami keluhan yang serupa, pasien dinyatakan terbebas dari kanker tulang.
Permasalahan yang sering muncul, penyakit kanker mampu kambuh kembali. “Ya, ada kemungkinan muncul kembali tapi sangat jarang terjadi.

Dari kasus yang ada, hanya sekitar 4% yang kembali terjangkit. Untuk mencegah penyebaran kanker, dilakukan kemoterapi pada pasien.
Sayangnya, ada tumor yang tidak sensitif terhadap kemoterapi,” dr. Suresh menjelaskan. “If it grows back again dan lebih besar, kemungkinan amputasi mungkin dibutuhkan dalam kasus ini. Sekali lagi, kasus seperti ini jarang sekali terjadi,” tambahnya.

Sedikit berbeda dengan penyakit kanker lainnya, “Penyakit kanker tulang bukan jenis penyakit yang serta-merta bisa di screening dengan berbagai test untuk mengetahui apakah seseorang mengidapnya atau tidak.

Yang paling penting adalah memperhatikan tubuh kita. Bila memang sering kali bangun di tengah malam karena merasakan sakit di titik tertentu sebaiknya segera periksakan diri ke dokter,” jelasnya.
Seperti penyakit membahayakan lainnya, kanker tulang pun mampu merenggut nyawa seseorang.

So, we definitely should be aware of it!

★★★
Terima Kasih Sudah Membaca Artikel Dari Portal Berita Kecantikan Gifiskincare Mohon Berikan Like,Comment, Atau Share Jika Informasi Yang Kami Sajikan Bermanfaat.

★★★
Berminat Punya Toko Online dalam Format Fanpage Facebook? Segera Hubungi kami disini (https://goo.gl/T5nwn6)

★★★
Ingin Konsultasi Atau Beriklan di Portal Berita Kami? Cukup Click Link berikut ini (http://m.me/PortalBeritaKecantikanGifiskincare)

SERING DISINGGUNG SOAL RENCANA MENIKAH SAAT KUMPUL KELUARGA KAMU NGGAK SENDIRIAN

Saat lLebaran ada beberapa hal yang nggak mungkin dihindari, mulai dari makanan berlemak, kue-kue kering yang menggoda, minuman manis, obrolan seru bareng keluarga dan sejumlah pertanyaan ‘kejutan’ yang biasanya dilontarkan anggota keluarga lain.
Sponsor: cream pemutih wajah

Yang terakhir tadi, apakah seringkali kamu alami saat acara kumpul keluarga di gelar,? Well, kamu nggak sendirian, kok!
Pertanyaan ‘kejutan’ tadi biasanya dilontarkan sesaat setelah kamu bertegur sapa atau bersalaman.

Yang melontarkan bisa siapa saja, mulai dari saudara tertua yang terbilang dekat atau malah jauh.

Ada beberapa pertanyaan yang (seolah) wajib dijawab mulai dari “Kapan menikah?,” buat yang masih single, “Kapan kasih adik buat Si Kakak?,” bagi yang telah menikah, dan seterusnya.

Bagi beberapa orang, acara kumpul keluarga menjadi beban tersendiri karena harus mempersiapkan jawaban yang pas.

Pas dalam artian nggak memberikan celah buat pertanyaan berikutnya sehingga obrolan sensitif tadi nggak memanjang.

Susan, seorang editor surat kabar misalnya, ia mengaku selalu disinggung soal pernikahan.

Maklum ia dan Sang Pacar sudah empat tahun menjalin hubungan namun belum siap melaju ke jenjang berikutnya.

“Paling risih kalau disindir begini, ‘Nggak bosan pacaran?’ atau ‘Segeralah menikah karena menikah itu ibadah’.

Duh, orang memang gampang kasih nasihat kenyataannya menjalani pernikahan itu, kan, nggak mudah,” ungkap Susan.

“Kalau memang belum siap kenapa harus dipaksa.
Toh, menikah untuk bahagia bukan sengsara,” tambahnya.
Beruntung Susan mengaku kalau ia tipe orang yang suka berdebat.
Jadi, bila memang ada yang menyinggungnya, ia nggak ragu untuk menimpali. “Yang menikah saja bisa bosan apalagi hanya pacaran, itu biasanya jadi jawaban andalan aku.

Atau aku biasanya suruh dia tanya sama Tuhan kapan jadwal aku menikah. Ha ha ha,” celetuknya sambil tertawa.

Selain Susan, Icha, seorang promotion manager, juga tertimpa pertanyaan yang sama. Pertanyaan, ‘Jadi, kapan nih? Sudah lama kita nggak pakai seragam’ biasanya sering disinggung saat kumpul keluarga.

Bedanya, ia punya strategi sendiri buat menghindar. “Aku biasanya langsung pura-pura ambil barang di tempat lain atau nggak menunjuk sepupu yang juga nasibnya sama (belum menikah). Ha ha ha.
Jadi, bukan aku saja yang kena ‘getahnya’,” seru Icha.

Sama halnya dengan Icha, Almira, jurnalis majalah, juga sering disinggung soal pasangan.

‘Pacarnya, mana?’ seringkali jadi pembuka obrolan.
Seolah hanya pertanyaan tadi yang bisa mencairkan suasana.
Menurut Almira kalau pertanyaan tadi dilontarkan oleh om atau tante, kemungkinan besar ia mengalihkan topik atau tersenyum manis.
Tapi, “Kalau ditanya sama eyang atau mbah, aku hanya bisa mengangguk saja. Ha ha ha,” tuturnya.

Ternyata, bukan hanya soal pernikahan atau pasangan yang sering disinggung tapi soal pekerjaan juga, lho! Devi, pekerja kantoran, merasa paling bosan bila disinggung soal pekerjaan.

Pertanyaan standar yang biasa dikeluarkan adalah ‘Kerja di mana sekarang?’ atau ‘Kok, pindah kerja lagi?’.

Mungkin kamu juga sering berada di situasi membosankan ini? Nah, Devi punya jurus buat menjawab sekenanya dan langsung menyibukkan diri ke dapur.

Oh, ada satu pertanyaan lagi yang nggak mungkin luput di telinga nih, yaitu soal penampilan.

Pernah dapat pertanyaan, “Wah, sekarang bertambah gemuk, ya?”. Ade, editor sebuah tabloid, yang telah mengalami perubahan bentuk badan usai menikah sering sekali kena pertanyaan mengganggu tadi.
Bagaimana nggak bikin jengkel, permasalahannya bagi perempuan bentuk tubuh jadi hal yang sensitif. Bukan begitu? Ade sendiri sudah mempersiapkan jawaban, “Nggak apa-apa gemuk yang penting bahagia!,” tuturnya.

Bila Ade terdengar sedikit kesal disindir soal tampilan tubuh, Puput, seorang art director, justru santai saja menanggapi.

“Yang paling standar jawab, ‘Kemarin sudah sempat turun tapi naik lagi’,” ungkapnya. Menurut Puput momen Lebaran nggak seharusnya  jadi beban.

“Jangan jadikan pertanyaan-pertanyaan tadi itu mengganggu jalannya silaturahim.

Kalau silaturahmi berjalan baik, Insya Allah hal-hal baik akan juga datang di hidup kita,” tambahnya dengan nada bijak.
Yup,  Kami setuju dengan pendapat Puput.

Apapun pertanyaan yang sampai di telinga kamu nanti, jangan sampai merusak esensi bersilaturahim saat Lebaran, yaitu menjaga hubungan baik dengan kerabat.

Selamat berkumpul keluarga!

★★★
Terima Kasih Sudah Membaca Artikel Dari Tipsperawatanwajahdantubuh Mohon Berikan Like,Comment, Atau Share Jika Informasi Yang Kami Sajikan Bermanfaat.

★★★
Berminat Punya Toko Online dalam Format Fanpage Facebook? Segera Hubungi kami disini (https://goo.gl/T5nwn6)

★★★
Ingin Konsultasi Atau Beriklan di Portal Berita Kami? Cukup Click Link berikut ini (http://m.me/Tipsperawatankecantikandankesehatan)

15 Kebiasaan Orang-orang Bahagia

Bahagia itu pilihan. Seriously, tidak ada orang hidup dengan sempurna. Yang ada, bagaimana seseorang bersikap pada setiap kejadian dalam hidupnya. Dan orang-orang yang seringnya berbahagia, memiliki sikap dan cara pandang di bawah ini.
1.  Belajar ikhlas
Bedakan antara ikhlas dengan pasrah tanpa usaha. Keuntungan ikhlas? Alih-alih frustasi terhadap kegagalan, kamu memetik pembelajaran berharga dan tidak mudah putus asa.

2.  Tetap sibuk
Berleha-leha memang terdengar menggiurkan. Tapi tunggu jika masa leha-lehamu lebih panjang dari perkiraan (baca:pengangguran), yang ada kamu jadi frustasi. Nikmati kesibukanmu.

3.  Jaga hubungan baik
Kata kunci, kualitas. Bukan kuantitas. Apa gunanya punya banyak teman tapi tidak seorangpun yang bisa membuatmu nyaman?

4.  Evaluasi hubungan dengan pasangan
Jangan. Pernah. Membiarkan. Masalah. Berlarut-larut. Jangan! Buang semua gengsimu, karena hubunganmu dengannya jauh lebih penting melebihi segalanya.

5.  Dari hati ke hati
Gosip bisa sangat menyenangkan. Tapi dilakukan terus-menerus? Engga ada untungnya.  Bicarakan sesuatu yang lebih bernilai, bermakna, jujur dari hati ke hati.

6.  Menyenangkan diri sendiri
Di saat-saat tertentu, memanjakan diri sendiri bisa berdampak besar untuk kebahagiaanmu! Fokus utamamu tetap tujuan besar itu, namun selingi dengan hal-hal kecil favoritmu.

7.  Rencanakan sesuatu
Pernah merasa sangat antusias saat merencanakan liburan? Iya, karena otakmu penuh dengan ekspektasi menyenangkan dari liburan tersebut dan berharap waktu berjalan lebih cepat.

8.  Jauhi distraksi
Jauhi semua yang melambatkanmu. Mau mencapai berat badan ideal? Jauhkan cemilan dari pandanganmu. Mau pulang on time? Jauhi semua gadget dan selesaikan tepat waktu. Simple.

9.  Jangan lupa selalu berterima kasih
Utarakan rasa terima kasih pada setiap orang yang telah membantumu, dan lakukan dengan tulus. Biarkan mereka tau bahwa mereka berarti.

10.  Mempelajari hal-hal baru
Terkadang, kita merasa sudah tau semuanya. Padahal, masih banyak hal di dunia ini yang menarik untuk dieksplorasi. Banyak membaca, bertanya kepada ahli, browsing, anything!

11.  Ubah perspektifmu
Jika kamu melalui hari yang buruk, hanya ada dua pilihan. Menganggapnya sebagai suatu kesialan, atau melihatnya dari sisi positif. Percayalah, hari yang lebih baik akan datang.

12.  Miliki keahlian, dan kuasai!
Entah itu memasak, menulis, mendesain, programming, ide-ide bisnis, apapun. Orang yang punya satu keahlian khusus akan selalu dicari, dibutuhkan, dan dipercaya!

13.  Punya tujuan
Hidup tanpa tujuan bagaikan bermain bola tanpa gawang. Hidupmu akan berputar disitu-situ saja. Jika tidak punya mimpi besar, setidaknya ada sesuatu yang dituju. Find your life purpose!

14.  Gerakkan badanmu!
Sadarkah kamu teknologi semakin membuatmu malas bergerak? Padahal, bergerak adalah salah satu cara membuatmu badan bugar dan mencerahkan suasana hati. Jadi, banyak bergerak!

15.Time is money
Terdengar klise, sebelum waktu benar-benar habis dan yang tinggal penyesalan. Jangan sampai merugi waktu, karena waktu tidak bisa diputar kembali. Ya, andai mesin waktu nyata.

INI CARA MENGURANGI KADAR KOLESTEROL PADA RENDANG, OPOR, DAN GULAI

Untuk sebagian masyarakat Indonesia, Rendang, Opor, dan Gulai jadi salah satu menu yang wajib hadir saat Lebaran.
Nah, berikut ini ada trik untuk mengurangi kadar kolesterol dalam masakan favorit kamu.

Sponsor: jasa pembuatan fanpage

Selain momen silaturahim dengan keluarga, variasi makanan yang (mungkin) hanya ada satu tahun sekali juga menjadi salah satu hal yang paling ditunggu oleh semua orang saat Lebaran, tidak hanya umat Islam.

Ya, berbagai makanan khas pun muncul kala Idul Fitri.
Sayur Pepaya Muda/ Labu selalu menjadi pendamping irisan ketupat saat Hari Raya.

Gulai, Rendang, Sambal Goreng, dan Opor pun tak ketinggalan menghiasi meja makan sebagai pilihan lauk.

Terbayang kan berapa banyak kolesterol yang akan kamu konsumsi ketika Lebaran.

Kamu masih tetap bisa menikmati beragam makanan favoritmu dengan cara yang lebih sehat lho.

Kami pun berbincang dengan salah satu celebrity chef, Yuda Bustara untuk menyiasati aneka makanan bersantan Lebaran agar lebih sehat.
“Saat Lebaran, nggak hanya satu jenis makanan dong yang kita makan? Rasanya nggak mungkin kalau kita hanya makan Rendang atau mungkin Opor saja.

Nah, untuk membuat makanan ini lebih sehat dan mengurangi kadar kolesterol di dalamnya, kamu bisa mengganti santan dengan low fat milk,” Chef Yuda menyarankan.

Chef Yuda mengatakan bahwa susu low fat adalah bahan pengganti santan terbaik dengan rasa yang hampir mirip dengan santan.
“Memang rasanya tidak sama dengan santan, tapi low fat adalah bahan pengganti yang memiliki rasa paling mirip dengan santan.
Mungkin, bagi orang awam hampir tidak bisa merasakan perbedaannya. Gunakan low fat milk jangan fresh milk.

Karena fresh milk masih mengandung gula jadi kurang cocok jika dijadikan bahan pengganti santan,” Chef Yuda kembali memberi saran.
Nah,  Buat kamu yang akan siap-siap masak, bisa coba mulai dipraktikkan nih. Yuk, mulai hidup yang lebih sehat.

★★★
Terima Kasih Sudah Membaca Artikel Dari Portal Berita Kecantikan Gifiskincare Mohon Berikan Like,Comment, Atau Share Jika Informasi Yang Kami Sajikan Bermanfaat.

★★★
Kunjungi Toko Online Kami Disini (https://goo.gl/I1uzKR). Note: Silahkan lakukan pembelian secara COD/Ketemuan untuk menghindari penipuan dalam bentuk apapun!

★★★
Ingin Konsultasi Atau Beriklan di Portal Berita Kami? Cukup Click Link berikut ini (http://m.me/PortalBeritaKecantikanGifiskincare)

GAYA HIDUP URBAN, RISIKO TERKENA DIABETES MENINGKAT BERKALI-KALI LIPAT

Secara mengejutkan, Indonesia saat ini berada di peringkat lima sebagai negara penderita diabetes terbanyak di dunia.
Sponsor: cream pemutih wajah

Tahun lalu, Indonesia ada di posisi tujuh. Naik dua peringkat.
Keinginan menghadiri Indonesia Diabetes Leadership Forum yang berlangsung sehari sebelum Hari Diabetes Sedunia yang jatuh hari ini, 14 November, lebih pada alasan pribadi.

Ketertarikan akan topik ini muncul saat seminggu lebih yang lalu, membaca sebuah tajuk utama di sebuah harian yang menyatakan bahwa penderita obesitas di Indonesia naik tajam.

Obesitas adalah hal yang normal terjadi di Amerika Serikat, rasanya bukan di Indonesia.

Diabetes adalah kondisi saat tubuh mengalami kondisi kronis karena tak mampu memproduksi atau mengonsumsi insulin sendiri.
Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas.

Insulin berfungsi membuka kunci sel-sel agar glukosa dalam darah bisa masuk dan kerja keduanya dapat menghasilkan energi.

Tanpa insulin, kadar glukosa dalam tubuh meningkat tajam dan dalam jangka panjang bisa merusak organ serta jaringan dalam tubuh.

Karena itu, nggak heran tidak sedikit penderita diabetes yang selalu membawa injeksi insulin ke mana-mana.

Bukannya ingin menambah kekhawatiran, tapi sebagai masyarakat urban dengan gaya hidup perkotaan adalah ancaman terbesar yang bisa berbuntut terkena diabetes.

Tak disangka, diabetes ternyata menjadi penyakit yang penyebab kematian nomor 3 tertinggi di Jakarta, menurut Plt Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (akrabnya, Ahok) yang ikut membuka Indonesia Diabetes Leadership Forum kemarin.

“Bagi kita yang tinggal di Jakarta, berangkat kerja pagi-pagi sangat lumrah.

Dengan alasan menghindari macet.
Namun dengan begitu, kita justru mengorbankan waktu olahraga rutin yang sebenarnya dapat menghindarkan dari risiko diabetes tadi,” cerita Pak Ahok, yang ternyata rajin renang lima hari dalam seminggu itu.

Aktivitas fisik, dalam hal ini olahraga 30 menit sehari, bisa mengurangi risiko diabetes, lho.

“Gaya hidup sehat semakin susah dilakukan bila kita tinggal di kota,” papar Lise Kingo, Executive Vice President untuk Novo Nordisk, Denmark.

“Dan Diabetes tipe 2 diakibatkan oleh gaya hidup tidak sehat di perkotaan ini.

Nggak heran, dunia kedokteran terus menggali hubungan antara urbanisasi dan meningkatnya jumlah pengidap diabetes di perkotaan,” lanjut Lise sambil menambahkan bahwa saat ini, di seluruh dunia, baru separuh pengidap diabetes yang memeriksakan diri ke Rumah Sakit.
Sisanya, tidak pernah memeriksakan status kesehatan mereka. “Jadi, saat terdiagnosa, biasanya sudah di tingkat yang parah,” tutup Lise.
Sementara itu, Professor Nam H. Cho dari IDF (International Diabetes Federation) salah satu pembicara di forum ini mengungkapkan bahwa penyakit ini bukan hanya akan jadi beban sosial, tapi juga ekonomi.
“Enam puluh persen kematian yang disebabkan oleh diabetes, terjadi saat penderita belum menginjak usia 60 tahun,” jelas Nam H. Cho yang berasal dari Korea Selatan ini.

Ia menambahkan bahwa diabetes justru lebih banyak terjadi di negara dengan penghasilan rendah dan menengah, dan menyerang masyarakat usia produktif.

Masyarakat usia produktif, itu termasuk kita.
Yang bekerja sampai larut malam.

Menunda makan.
Giliran harus makan, kita justru menjatuhkan pilihan pada makanan cepat saji yang tidak sehat.

Negara dengan penghasilan rata-rata rendah dan menengah, itu cukup terlihat pada Indonesia.

Sudah cukup jelas, kan, bahwa kita yang tinggal di Jakarta sangat berisiko untuk terkena diabetes?

Saya juga menyukai poin yang ditekankan Prof. Hazbullah Thabrany, penemu dan ketua Center for Health Economics & Policy Studies di Universitas Indonesia.

Beliau menekankan bahwa dalam jangka panjang, diabetes akan memiliki dampak ekonomi yang cukup besar.

Selain obat-obatan yang harus dibeli secara reguler, biaya juga akan keluar untuk pihak keluarga yang mungkin menemani si pesakitan saat di rumah sakit, belum hilangnya kesempatan-kesempatan saat penderita harus tidak masuk karena sakit.

Sekali lagi, saya membayangkan bila itu terjadi pada mereka yang ada di usia produktif hidupnya.

Perwakilan Kementerian Kesehatan, Dr. Hj. Ekowati Rahajeng yang ikut hadir kemarin menyampaikan bahwa saat ini pihaknya tengah mengusahakan untuk menyediakan label pada makanan-makanan yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Label seperti apa?

Label yang mencantumkan kadar lemak, gula, dan garam.
Diharapkan label ini akan jadi sangat informatif bagi penderita diabetes sehingga mereka bisa mengendalikan pola makan (Karena penderita diabetes selain harus mengonsumsi obat secara teratur, juga harus menjaga apa yang mereka makan).

Diabetes adalah keadaan darurat, yang bergerak begitu lambat. 
Diabetes adalah salah satu harga yang harus dibayar oleh pesatnya maju perekonomian.

Karena kota membentuk cara kita hidup, makan, tidur, dan semuanya.
Bila kita sudah terkena diabetes dan tidak mendeteksi dari awal maka risiko lain yang mengikuti antara lain kebutaan, gangguan fungsi jantung, gagal ginjal dan amputasi.

Untuk saya yang pernah mengalami infeksi ginjal, tentu ini cukup mengkhawatirkan.

Diabetes bisa terjadi karena beberapa hal.
Diwariskan dalam keluarga, kurang olahraga, pola makan yang nggak sehat (termasuk merokok akan menambah risiko diabetes), serta obesitas.

Beberapa gejalanya antara lain rasa haus yang terus menerus, gangguan penglihatan, berat badan yang berkurang drastis, buang air kecil terus menerus, rasa lapar yang besar, dan selalu merasa letih.
Diabetes tipe 1 biasanya diwariskan, sementara diabetes tipe 2 selalu disebabkan oleh gaya hidup.

Dan di perkotaan, risiko diabetes ini bisa naik 200% hingga 500%.
Menakutkan? Agak, sih.

Tapi, rasanya memang sudah cukup jelas apa yang bisa kita lakukan.
Mencegah memang lebih baik daripada mengobati.

Karena bila sudah sakit, efeknya akan merambat ke mana-mana.
Bukan hanya sosial, tapi juga ekonomi.

Bukan hanya kita, tapi juga anggota keluarga yang lain (yang mungkin harus membantu menjaga dan merawat kita).

★★★
Terima Kasih Sudah Membaca Artikel Dari Tipsperawatanwajahdantubuh Mohon Berikan Like,Comment, Atau Share Jika Informasi Yang Kami Sajikan Bermanfaat.

★★★
Kunjungi Toko Online Kami Disini (https://goo.gl/I1uzKR). Note: Silahkan lakukan pembelian secara COD/Ketemuan untuk menghindari penipuan dalam bentuk apapun!

★★★
Ingin Konsultasi Atau Beriklan di Portal Berita Kami? Cukup Click Link berikut ini (http://m.me/Tipsperawatankecantikandankesehatan)

WASPADA, EFEK KELEBIHAN GULA SAMA SEPERTI KECANDUAN OBAT-OBATAN!

Gula punya bahaya yang sama dengan racun bila dikonsumsi dalam dosis tinggi, kata Robert Lustig, M.D., seorang neuroendocrinologist di Universitas of California.
Sponsor: cream pemutih wajah

Terdengar mengejutkan?
Di negara maju seperti Amerika, American Heart Association bahkan World Health Organization (WHO) mulai mengingatkan semua orang buat mengerem penggunaan gula, sebaiknya hanya enam sendok teh per hari.

Aturan tadi dikeluarkan karena kebanyakan penduduk Amerika menggunakan gula hampir 70 pounds per tahun.

“Efek jangka panjang akan menakutkan,” ungkap Mark Hyman, MD, penulis buku The Blood Sugar Solution 10-Day Detox Diet.

Efek jangka panjang yang disinggung tadi, tidak hanya menyebabkan gigi berlubang dan diabetes saja, tapi juga obesitas, kanker usus besar hingga penyakit Alzheimer.

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa orang dengan berat badan normal bila mengonsumsi gula berlebih, memiliki risiko dua kali lipat terkena jantung.

Kebanyakan orang tanpa disadari ketagihan akan gula.
Padahal tubuh menghasilkan glukosa – salah satu kandungan dalam gula yang membuat tubuh selalu berenergi, dari lemak, protein maupun karbohidrat yang dikonsumsi, kata Robert.

Uniknya, menurut psikolog Ashley Gearhardt, Ph.D., otak manusia akan merasa senang bila disodorkan dengan sesuatu yang manis.
Permasalahannya penelitian mengungkapkan hal lain bahwa otak pun akan merasa terbius.

“Pola tadi sama halnya ketika seseorang kecanduan obat-obatan,” ungkap Nicole Avena, Ph.D., penulis Why Diets Fail: Because You’re Addicted To Sugar.

Bahkan, sebuah penelitian menjabarkan kecanduan gula yang terdapat pada kue kering nggak ada bedanya dengan kecanduan obat-obatan.

“Banyak orang yang mengonsumsi gula berlebihan namun tidak menyadarinya,” tutur Nicole Avena, Ph.D. Itu dikarenakan sebagian healthy food mengandung gula secara tersembunyi.

Nah, untuk tetap menjaga agar tetap pada aturan enam sendok teh gula, FDA meminta para nutrisi yang melabelkan suatu produk agar memisahkan antara gula tambahan dan gula alami.

Sejauh ini, kita memang hanya diberikan info jumlah total gula dalam setiap kemasan.

Well, berapa banyakkah kamu mengonsumsi gula per harinya? Mulai sekarang ada baiknya kamu mulai peduli akan asupan gula ke dalam tubuh.

Meski terdengar sepele ternyata memiliki bahaya yang mengancam kesehatan sampai jiwamu, lho!

★★★
Terima Kasih Sudah Membaca Artikel Dari Portal Berita Kecantikan Gifiskincare Mohon Berikan Like,Comment, Atau Share Jika Informasi Yang Kami Sajikan Bermanfaat.

★★★
Mau produk jualan kamu di iklankan disini, Silahkan kirimkan penawaran iklanmu kepada kami melalui contact:
-Contact: 082165725806
-Email: kriz.stmt@ymail.com

★★★
Ingin Konsultasi Atau Beriklan di Portal Berita Kami? Cukup Click Link berikut ini (http://m.me/PortalBeritaKecantikanGifiskincare)

LUPAKAN MOUTWASH, INI CARA TERBARU HINDARI BAU MULUT!

Agar bulan puasa tidak terusik dengan bau mulut yang mengganggu rasa percaya diri, konsumsi beberapa makanan yang bikin mulut terasa segar.
Sponsor: cream pemutih wajah

Menghindari konsumsi bawang pada makanan memang agak sulit untuk dilakukan.

Bawang sudah jadi bumbu wajib pada kebanyakan makanan Indonesia.

Sayangnya, bawang memicu bau tak sedap di mulut. Nah, sebuah penelitian di Journal of Food Science menemukan alternatif terbaru dalam mengatasi bau mulut akibat mengonsumsi bawang.

Dalam penelitian tadi, peneliti meminta para volunteer makan bawang putih mentah lalu mengukur tingkat bau yang ditimbulkan saat menghela nafas.

Selanjutnya para volunteer di minta untuk mengonsumsi beberapa jenis makanan untuk melihat efek yang terjadi.

Ada beberapa makanan yang ampuh menjadi penawar untuk menghilangkan bau bawang, apa saja?

#1 Buah Apel

 #2 Jus Lemon

#3 Daun Mint

#4 Green Tea

#5 Daun Parsley

#6 Sayur Bayam

Ternyata, apple menjadi penawar paling ampuh menghilangkan bau mulut tadi.

Selanjutnya ada jus lemon, daun mint, green tea, daun parsley, dan sayuran bayam yang memiliki khasiat sama. Mengapa? Karena semua makanan tadi mengandung polyphenols yang berhasil merusak bau bawang.

Well, sebelum waktu imsak usai pastikan kamu telah mengonsumsi apel ya.

Selain ampuh menghilangkan bau mulut, apel juga memiliki banyak manfaat lain yaitu bantu mengurangi lemak dalam darah dan memenuhi kebutuhan serat bagi tubuh.

★★★
Terima Kasih Sudah Membaca Artikel Dari Tipsperawatanwajahdantubuh Mohon Berikan Like,Comment, Atau Share Jika Informasi Yang Kami Sajikan Bermanfaat.

★★★
Mau produk jualan kamu di iklankan disini, Silahkan kirimkan penawaran iklanmu kepada kami melalui contact:
-Contact: 082165725806
-Email: kriz.stmt@ymail.com

★★★
Ingin Konsultasi Atau Beriklan di Portal Berita Kami? Cukup Click Link berikut ini (http://m.me/Tipsperawatankecantikandankesehatan)