Anak-anak tentunya akan melewati beberapa fase perkembanagan yang ikut mempengaruhi sikap atau perilakunya. Perubahan perilakunya itu dianggap sebagai hal yang wajar. Padahal, hal tersebut bisa saja menjadi gejala awal adanya gangguan mental pada si anak.
Sejumlah peneliti dari Harvard Medical School menunjukkan bahwa setengah dari kasus gangguan mental dimulai dari usia sangat muda, 14 tahun dan tigaperempatnya terjadi sejak usia 24 tahun.
Dikarenakan munculnya sangat dini, diperlukan juga penanganan sejak awal. Sebagai orangtua, Anda harus menggunakan intuisi jika ada sikap atau sesuatu yang salah pada anak. Apakah anak Anda mengalami gangguan mental? Untuk mengetahuinya, simak ciri-ciri anak mengalami gangguan mental
1. Memiliki rasa takut dan khawatir yang berlebihan
Beberapa anak-anak memang memiliki rasa takut dan khawatir. Misalnya, takut pada tempat gelap, khawatir terpisah dari pengasuhnya, dan lain sebaginya. Ketakutan tersebut bisa dikatakan wajar. Tapi sangat tak wajar jika ketakutan dan kekhawatiran yang dimiliki anak itu berlebihan sampai mengganggu aktivitasnya. Jika sidaj begitu, maka si anak perlu dilakukan penanganan.
2. Perilakunya berubah menjadi ekstrem
Si anak yang memulai membangkang merupakan fase yang akan dilalui dalam tahap perkembangan emosional anak untuk menuju kemandiriannya. Akan tetapi ada perilaku pembangkangan yang sangat ekstrem yang disebut dengan ODD (Oppositional Defiant Disorder). Gangguan tersebut biasanya dimulai saat anak berusia 8 tahun atau sebelum memasuki usia remaja. Salah satu contoh gangguan tersebut adalah si anak membeli beberapa games tanpa ada keinginan untuk memainkannya.
3. Mengalami perubahan fisik
Sekitar 80% orang dengan penyakit mental serius akan mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Perubahan fisik yang secara tiba-tiba yang tidak terikat dengan pubertas bisa menjadi indikator anak mengalami gangguan. Begitu pula halnya jika si anak tidak nafsu makan, maka bisa menjadi gejala depresi. Selain itu, perubahan fisik yang disebabkan oleh penggunaan alkohol atau obat terlarang juga merupakan gejala si anak mengalami depresi.
4. Konsentrasinya menurun
Anak Anda sulit untuk berkonsentrasi? Ketahuilah bahwa anak yang sulit berkonsentrasi patut Anda curigai mengalami gangguan mental. Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi pada tugas sederhana merupakan gejala dari ADHD atau depresi. Selain itu, kurang fokus juga bisa disebabkan karena pikirannya terpusat pada rasa malu, bersalah, atau kematian. Jika konsentrasi si anak memang benar-benar trelihat menurun, maka Anda bisa melihatnya dari nilai akademik atau pergaulannya.
5. Perubahan emosi yang berlangsung lama
Perubahan emosi yang berlangsung lama, lebih dari dua minggu merupakan salah satu gejala kuat si anak mengalami gangguan mental. Perubahan emosi ini bervariasi, mulai dari hiperaktif sampai terlalu melankolis tanpa alasan yang kuat. Menurut The National Institute of Mental Health, anak yang bersikap sangat senang atau depresi bisa menjadi tanda adanya gejala gangguan bipolar. Akan tetapi, perilaku anak yang hiperaktif tanpa diikuti dengan lesu setelahnya merupakan normal dialami anak.
Itulah ciri-ciri anak yang mengalami gangguan mental. Jika si anak mengalami ciri-ciri tersebut, maka cobalah untuk segera membawanya ke dokter atau psikiater. Permasalahan tersebut harus segera diatasi agar si anak bisa kembali menjadi anak yang normal.
Sejumlah peneliti dari Harvard Medical School menunjukkan bahwa setengah dari kasus gangguan mental dimulai dari usia sangat muda, 14 tahun dan tigaperempatnya terjadi sejak usia 24 tahun.
Dikarenakan munculnya sangat dini, diperlukan juga penanganan sejak awal. Sebagai orangtua, Anda harus menggunakan intuisi jika ada sikap atau sesuatu yang salah pada anak. Apakah anak Anda mengalami gangguan mental? Untuk mengetahuinya, simak ciri-ciri anak mengalami gangguan mental
1. Memiliki rasa takut dan khawatir yang berlebihan
Beberapa anak-anak memang memiliki rasa takut dan khawatir. Misalnya, takut pada tempat gelap, khawatir terpisah dari pengasuhnya, dan lain sebaginya. Ketakutan tersebut bisa dikatakan wajar. Tapi sangat tak wajar jika ketakutan dan kekhawatiran yang dimiliki anak itu berlebihan sampai mengganggu aktivitasnya. Jika sidaj begitu, maka si anak perlu dilakukan penanganan.
2. Perilakunya berubah menjadi ekstrem
Si anak yang memulai membangkang merupakan fase yang akan dilalui dalam tahap perkembangan emosional anak untuk menuju kemandiriannya. Akan tetapi ada perilaku pembangkangan yang sangat ekstrem yang disebut dengan ODD (Oppositional Defiant Disorder). Gangguan tersebut biasanya dimulai saat anak berusia 8 tahun atau sebelum memasuki usia remaja. Salah satu contoh gangguan tersebut adalah si anak membeli beberapa games tanpa ada keinginan untuk memainkannya.
3. Mengalami perubahan fisik
Sekitar 80% orang dengan penyakit mental serius akan mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Perubahan fisik yang secara tiba-tiba yang tidak terikat dengan pubertas bisa menjadi indikator anak mengalami gangguan. Begitu pula halnya jika si anak tidak nafsu makan, maka bisa menjadi gejala depresi. Selain itu, perubahan fisik yang disebabkan oleh penggunaan alkohol atau obat terlarang juga merupakan gejala si anak mengalami depresi.
4. Konsentrasinya menurun
Anak Anda sulit untuk berkonsentrasi? Ketahuilah bahwa anak yang sulit berkonsentrasi patut Anda curigai mengalami gangguan mental. Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi pada tugas sederhana merupakan gejala dari ADHD atau depresi. Selain itu, kurang fokus juga bisa disebabkan karena pikirannya terpusat pada rasa malu, bersalah, atau kematian. Jika konsentrasi si anak memang benar-benar trelihat menurun, maka Anda bisa melihatnya dari nilai akademik atau pergaulannya.
5. Perubahan emosi yang berlangsung lama
Perubahan emosi yang berlangsung lama, lebih dari dua minggu merupakan salah satu gejala kuat si anak mengalami gangguan mental. Perubahan emosi ini bervariasi, mulai dari hiperaktif sampai terlalu melankolis tanpa alasan yang kuat. Menurut The National Institute of Mental Health, anak yang bersikap sangat senang atau depresi bisa menjadi tanda adanya gejala gangguan bipolar. Akan tetapi, perilaku anak yang hiperaktif tanpa diikuti dengan lesu setelahnya merupakan normal dialami anak.
Itulah ciri-ciri anak yang mengalami gangguan mental. Jika si anak mengalami ciri-ciri tersebut, maka cobalah untuk segera membawanya ke dokter atau psikiater. Permasalahan tersebut harus segera diatasi agar si anak bisa kembali menjadi anak yang normal.