ASI adalah makanan yang paling tepat bagi bayi baru lahir. Di saat-saat awal kehidupannya di dunia ini, bayi perlu banyak belajar menyusu dari ibunya, begitu pula ibu yang baru melahirkan pertama kali perlu banyak belajar tata laksana menyusui yang tepat agar bisa menyusui bayinya.
Tak ada manusia yang tidak bisa menyusui bayinya, sebagaimana tak ada kucing yang tak bisa menyusui bayinya. Kucing saja bisa secara naluriah menyusui, terlebih lagi manusia yang secara derajat, jauh lebih tinggi daripada kucing. Hanya saja proses pembelajaran memang perlu dilakoni.
Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi, tanpa tambahan cairan lain (seperti susu formula, jeruk, madu, air teh) selama 6 bulan penuh (paling kurang sampai 4 bulan).
Karena pentingnya ASI eksklusif, WHO (World Health Organization) membuat deklarasi Innocenti yang dicetuskan di Innocenti, Italia pada tahun 1990. Deklarasi yang juga ditandatangani oleh Indonesia ini dibuat dengan tujuan melindungi, mempromosikan, dan mendukung pemberian ASI.
Salah satu alasan mendasar, mengapa ASI eksklusif penting bagi bayi adalah karena ASI eksklusif kaya nutrisi.
Berikut kekayaan nutrisi dalam ASI yang disadur dari buku Mengenal ASI Eksklusif karya Dr. Utami Roesli:
Komposisi air susu setiap makhluk memang diciptakan Tuhan sesuai untuk makhluk tersebut. ASI amat sesuai untuk pertumbuhan bayi. Dari menit ke menit, dari hari ke hari, komposisi ASI berbeda. Bahkan tiap ibu berbeda pula komposisi yang terkandung di dalamnya, tergantung kondisi bayinya. Ibu yang melahirkan bayi prematur juga memiliki komposisi ASI yang berbeda dengan ibu yang melahirkan cukup bulan. ASI yang keluar pada saat kelahiran sampai hari ke-4 atau ke-7 (kolostrum) berbeda dengan komposisi ASI yang keluar pada hari ke-4/ke-7 sampai hari ke-10 atau ke-14 setelah kelahiran (transisi). Komposisi ini akan berbeda lagi setelah hari ke-14 (ASI matang). ASI yang keluar pada menit-menit pertama menyusui disebut foremilk, sedangkan ASI yang keluar pada saat akhir menyusui disebut hindmilk.
ASI mengandung taurin, yaitu suatu bentuk zat putih telur yang tidak terdapat pada susu sapi. Ini penting untuk pertumbuhan otak bayi.
Zat lain yang penting bagi pertumbuhan otak bayi adalah laktosa, yaitu hidrat arang utama dari ASI. Laktosa ini hanya sedikit sekali terdapat pada susu sapi.
Asam lemak ikatan panjang (DHA, AA, Omega-3, Omega-6) merupakan nutrisi yang amat penting bagi pertumbuhan otak bayi. Asam lemak utama ini hanya sedikit terkandung dalam susu sapi.
ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang penting bagi bayi untuk melindungi bayi dari infeksi bakteri, virus, parasit, dan jamur.
Kolostrum mengandung zat kekebalan sebanyak 10 – 17 kali lebih banyak daripada susu matang (mature). Ini melindungi bayi dari diare. Pada sebuah penelitian di Brasil Selatan dikemukakan bahwa bayi-bayi yang tidak diberi ASI mempunyai kemungkinan meninggal karena mencret 14,2 kali lebih banyak daripada bayi ASI eksklusif. ASI juga menurunkan kemungkinan bayi terkena penyakit infeksi telinga, batuk, pilek, dan penyakit alergi.
Bayi ASI eksklusif lebih sehat dan jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif. Ini tentunya akan sangat berperan besar bagi perkembangan anak ke depannya. So, jangan ragu Ayah atau Bunda. Usahakan semaksimal mungkin agar bayi Anda mendapatkan ASI eksklusif.
Tak ada manusia yang tidak bisa menyusui bayinya, sebagaimana tak ada kucing yang tak bisa menyusui bayinya. Kucing saja bisa secara naluriah menyusui, terlebih lagi manusia yang secara derajat, jauh lebih tinggi daripada kucing. Hanya saja proses pembelajaran memang perlu dilakoni.
Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi, tanpa tambahan cairan lain (seperti susu formula, jeruk, madu, air teh) selama 6 bulan penuh (paling kurang sampai 4 bulan).
Karena pentingnya ASI eksklusif, WHO (World Health Organization) membuat deklarasi Innocenti yang dicetuskan di Innocenti, Italia pada tahun 1990. Deklarasi yang juga ditandatangani oleh Indonesia ini dibuat dengan tujuan melindungi, mempromosikan, dan mendukung pemberian ASI.
Salah satu alasan mendasar, mengapa ASI eksklusif penting bagi bayi adalah karena ASI eksklusif kaya nutrisi.
Berikut kekayaan nutrisi dalam ASI yang disadur dari buku Mengenal ASI Eksklusif karya Dr. Utami Roesli:
Komposisi air susu setiap makhluk memang diciptakan Tuhan sesuai untuk makhluk tersebut. ASI amat sesuai untuk pertumbuhan bayi. Dari menit ke menit, dari hari ke hari, komposisi ASI berbeda. Bahkan tiap ibu berbeda pula komposisi yang terkandung di dalamnya, tergantung kondisi bayinya. Ibu yang melahirkan bayi prematur juga memiliki komposisi ASI yang berbeda dengan ibu yang melahirkan cukup bulan. ASI yang keluar pada saat kelahiran sampai hari ke-4 atau ke-7 (kolostrum) berbeda dengan komposisi ASI yang keluar pada hari ke-4/ke-7 sampai hari ke-10 atau ke-14 setelah kelahiran (transisi). Komposisi ini akan berbeda lagi setelah hari ke-14 (ASI matang). ASI yang keluar pada menit-menit pertama menyusui disebut foremilk, sedangkan ASI yang keluar pada saat akhir menyusui disebut hindmilk.
ASI mengandung taurin, yaitu suatu bentuk zat putih telur yang tidak terdapat pada susu sapi. Ini penting untuk pertumbuhan otak bayi.
Zat lain yang penting bagi pertumbuhan otak bayi adalah laktosa, yaitu hidrat arang utama dari ASI. Laktosa ini hanya sedikit sekali terdapat pada susu sapi.
Asam lemak ikatan panjang (DHA, AA, Omega-3, Omega-6) merupakan nutrisi yang amat penting bagi pertumbuhan otak bayi. Asam lemak utama ini hanya sedikit terkandung dalam susu sapi.
ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang penting bagi bayi untuk melindungi bayi dari infeksi bakteri, virus, parasit, dan jamur.
Kolostrum mengandung zat kekebalan sebanyak 10 – 17 kali lebih banyak daripada susu matang (mature). Ini melindungi bayi dari diare. Pada sebuah penelitian di Brasil Selatan dikemukakan bahwa bayi-bayi yang tidak diberi ASI mempunyai kemungkinan meninggal karena mencret 14,2 kali lebih banyak daripada bayi ASI eksklusif. ASI juga menurunkan kemungkinan bayi terkena penyakit infeksi telinga, batuk, pilek, dan penyakit alergi.
Bayi ASI eksklusif lebih sehat dan jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif. Ini tentunya akan sangat berperan besar bagi perkembangan anak ke depannya. So, jangan ragu Ayah atau Bunda. Usahakan semaksimal mungkin agar bayi Anda mendapatkan ASI eksklusif.