Melakukan olahraga terutama berlari adalah hal yang harus dilakukan guna menjaga tubuh untuk tetap bugar. Sehingga setiap menjalani aktivitas yang padat tetap bermanfaat dan kesehatan tetap terjaga.
Bagi mereka yang memiliki waktu yang lebih fleksibel, kerap memanfaatkannya dengan melakukan berolahraga. Namun padatnya transportasi di ibu kota membuat kualitas udara menjadi buruk yang disebabkan oleh polusi kendaraan.
Namun, sebagian orang masih sering melakukan olahraga di tengah polusi Jakarta yang buruk. Sehatkah untuk tubuh ?
"Sudah pasti tidak, apalagi untuk orang yang ada alerginya. Karena polusi bisa merusak paru-paru, apalagi kalau dalam jangka panjang," ujar mantan dokter Timnas U-16, Ruliando H Purba sekaligus dokter spesialis rehabilitasi medik saat ditemui merdeka.com di kantornya, Rabu (30/9).
Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan UNJ ini menjelaskan jika ada efek jangka pendek dan panjang yang dihasilkan dari melakukan olahraga di tengah buruknya polusi Jakarta.
"Efeknya orang langsung bersin-bersin, langsung pilek, itu reaksi alergi. Ada yang baik-baik saja, tapi 10 tahun ke depan bisa terkena penyakit PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis)," lanjutnya.
PPOK merupakan penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan udara di saluran napas. Penyakit diakibatkan karena terlalu banyak menghirup asap rokok dan polusi udara. Permasalahan polusi udara memang tidak bisa dihindarkan di tengah semakin padatnya Jakarta.
Sementara itu, situs berita Bloomberg melansir angka kematian akibat polusi udara sudah sangat tinggi dan terus meningkat. Pada 2010, sekitar 3,3 juta orang di seluruh dunia meninggal hanya karena menghirup debu-debu kecil yang berterbangan di udara dan diperkirakan jumlah ini akan berlipat ganda pada 2050.
Tidak perlu khawatir tidak bisa melakukan olahraga di tengah buruknya polusi Jakarta, Dokter Ruliando menyarankan agar melakukan olahraga pada saat masih banyak orang yang belum beraktivitas.
"Jam 5-6 pagi adalah waktu yang baik untuk melakukan olahraga, jika hari libur atau pada saat Car Free Day lari jam 8 pagi tidak masalah," tutupnya.
Bagi mereka yang memiliki waktu yang lebih fleksibel, kerap memanfaatkannya dengan melakukan berolahraga. Namun padatnya transportasi di ibu kota membuat kualitas udara menjadi buruk yang disebabkan oleh polusi kendaraan.
Namun, sebagian orang masih sering melakukan olahraga di tengah polusi Jakarta yang buruk. Sehatkah untuk tubuh ?
"Sudah pasti tidak, apalagi untuk orang yang ada alerginya. Karena polusi bisa merusak paru-paru, apalagi kalau dalam jangka panjang," ujar mantan dokter Timnas U-16, Ruliando H Purba sekaligus dokter spesialis rehabilitasi medik saat ditemui merdeka.com di kantornya, Rabu (30/9).
Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan UNJ ini menjelaskan jika ada efek jangka pendek dan panjang yang dihasilkan dari melakukan olahraga di tengah buruknya polusi Jakarta.
"Efeknya orang langsung bersin-bersin, langsung pilek, itu reaksi alergi. Ada yang baik-baik saja, tapi 10 tahun ke depan bisa terkena penyakit PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis)," lanjutnya.
PPOK merupakan penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan udara di saluran napas. Penyakit diakibatkan karena terlalu banyak menghirup asap rokok dan polusi udara. Permasalahan polusi udara memang tidak bisa dihindarkan di tengah semakin padatnya Jakarta.
Sementara itu, situs berita Bloomberg melansir angka kematian akibat polusi udara sudah sangat tinggi dan terus meningkat. Pada 2010, sekitar 3,3 juta orang di seluruh dunia meninggal hanya karena menghirup debu-debu kecil yang berterbangan di udara dan diperkirakan jumlah ini akan berlipat ganda pada 2050.
Tidak perlu khawatir tidak bisa melakukan olahraga di tengah buruknya polusi Jakarta, Dokter Ruliando menyarankan agar melakukan olahraga pada saat masih banyak orang yang belum beraktivitas.
"Jam 5-6 pagi adalah waktu yang baik untuk melakukan olahraga, jika hari libur atau pada saat Car Free Day lari jam 8 pagi tidak masalah," tutupnya.