Tips Perawatan Kecantikan Dan Kesehatan

Informasi Pasang Iklan, Silahkan hubungi team advertising kami (Wa: 082165725806)

Seputar Kecantikan Wajah

Informasi Pasang Iklan, Silahkan hubungi team advertising kami (Wa: 082165725806)

Seputar Kesehatan Tubuh

Informasi Pasang Iklan, Silahkan hubungi team advertising kami (Wa: 082165725806)

Relationship

Informasi Pasang Iklan, Silahkan hubungi team advertising kami (Wa: 082165725806)

Serba-Serbi

Informasi Pasang Iklan, Silahkan hubungi team advertising kami (Wa: 082165725806)

Selasa, 19 September 2017

Problematika Tingginya Risiko Bunuh Diri pada Pelajar SMA

Kasus bunuh diri di Indonesia makin hari makin meningkat, tidak terkecuali pada usia sekolah seperti sekolah menengah atas (SMA). Apalagi pelajar yang tinggal di perkotaan seperti Jakarta, tingkat emosinya cukup tinggi.

Sponsor: jasa pembuatan fanpage

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi gangguan mental emosional pada usia di atas 15 tahun sebesar 6 persen. Sedangkan pada tahun 2007 untuk DKI Jakarta tingkat gangguan emosional pada usia yang sama sebesar 14 persen.

Data tersebut menunjukkan bahwa pada usia pelajar di DKI Jakarta lebih rentan untuk memiliki gangguan emosional. Gangguan emosional tersebutlah yang menyebabkan bunuh diri.

"Penyakit tertinggi kedua setelah kardiovaskular adalah masalah kesehatan jiwa," ujar dr Nova Riyanti Yusuf, SpKJ ditemui di Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan Jakarta.

Dalam rangka Hari Pencegahan Bunuh Diri yang bertepat pada tanggal 10 september lalu, Noriyu sapaan hangatnya memaparkan penelitiannya yang menunjukkan bahwa pelajar SMA umum memiliki risiko 3 kali lipat untuk mengalami masalah emosional dibandingkan pelajar SMK (kejuruan).

"Kalau di SMA umum lebih ke masalah kalau mereka di-bully. Beberapa anak-anak yang skornya tinggi, malah punya emosional yang tinggi, mereka prestasinya baik. Tapi mereka mereasa ter-bully sama teman-temannya yang skornya lebih di bawah," jelasnya.

Dibanding pelajar SMA, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Cabang DKI Jakarta itu menambahkan bahwa permasalah pada pelajar SMK lebih seragam.

"Bully-an pun datangnya dari sekolah lain karena sekolah SMK kan," imbuhnya.

Tingkat emosional ini lah yang melatarbelakangi munculnya tindakan bunuh diri pada kalangan pelajar. Menurut Noriyu, penting sekali adanya skrining untuk mendeteksi adanya gangguan kesehatan mental yang di lakukan di sekolah-sekolah.

★★★
Terima Kasih Sudah Membaca Artikel Dari Portal Berita Kecantikan Gifiskincare Mohon Berikan Like,Comment, Atau Share Jika Informasi Yang Kami Sajikan Bermanfaat.

★★★
Layanan Iklan Promosi Untuk Produk Usaha Atau Bisnismu, Silahkan Hubungi Team Jasa Iklan Fanpage Kiella Digital Adv!

★★★
Ingin Konsultasi Atau Beriklan di Portal Berita Kami? Cukup Click Link berikut ini (http://m.me/PortalBeritaKecantikanGifiskincare)

Gara-gara Cakaran Kucing, Pria Ini Jadi Kesulitan Ereksi

Kucing adalah salah satu hewan yang umum dijadikan peliharaan oleh manusia. Kedekatan antar keduanya membuka pintu risiko penularan penyakit antar spesies atau zoonosis.

Seperti yang baru-baru ini diketahui terjadi pada seorang pria berusia 22 tahun dari Belgia. Dalam laporan di BMJ Case Reports, sang pria tercakar oleh kucing di rumahnya dan sejak saat itu mengalami gejala yang tak biasa yaitu nyeri di testis dan kesulitan untuk ereksi.

Sponsor: jasa pembuatan fanpage


Dokter di Clinique Saint-Pierre Ottignies melakukan pemeriksaan dan menemukan bahwa sang pria positif terinfeksi bakteri Bartonella henselae. Bakter tersebut biasanya ada pada kuku dan mulut kucing.

Ketika menginfeksi seseorang bakteri Bartonella bisa menyebabkan demam, rasa lelah, sakit kepala, dan pada kasus ekstrem bahkan kematian. Namun jarang infeksi menyebabkan masalah disfungsi ereksi.

Dokter tidak mampu menjelaskan bagaimana bakteri bisa menjadi sumber masalah ereksi. Namun kemungkinan mekanisme biologisnya sama dengan kasus infeksi Bartonella yang pernah tercatat menyebabkan kelumpuhan pada wajah.

Sang pria mendapat terapi antibiotik selama tiga minggu penuh dan pelan-pelan kondisinya membaik. "Gejala penyakit dengan cepat menghilang dan pasien mendapatkan kembali fungsi ereksinya," tulis dokter seperti dikutip dari Daily Mail,

Luka dari cakar atau gigitan kucing memang diperdebatkan lebih berbahaya menimbulkan infeksi dibandingkan anjing. Alasannya karena kucing cenderung menyebabkan luka yang dalam membuat bakteri berkesempatan untuk masuk ke tubuh.

★★★
Terima Kasih Sudah Membaca Artikel DariTipsperawatanwajahdantubuh Mohon Berikan Like,Comment, Atau Share Jika Informasi Yang Kami Sajikan Bermanfaat.

★★★
Layanan Iklan Promosi Untuk Produk Usaha Atau Bisnismu, Silahkan Hubungi Team Jasa Iklan Fanpage Kiella Digital Adv!

★★★
Ingin Konsultasi Atau Beriklan di Portal Berita Kami? Cukup Click Link berikut ini (http://m.me/Tipsperawatankecantikandankesehatan)