Kabar ini datang dari sebuah penelitian yang diterbitkan dalam the Journal of Functional Foods baru-baru ini. Para peneliti menyelidiki efek teh hijau terhadap perkembangan dan reproduksi lalat buah. Dalam percobaan tersebut mereka memberikan beberapa dosis antioksidan yang ada dalam teh hijau (disebut dengan polifenol teh hijau) pada embrio lalat dan larva.
Pada larva yang mendapatkan dosis tinggi polifenol teh hijau mengalami perlambatan perkembangan, dan penurunan drastis dalam jumlah keturunan. Polifenol melindungi mereka dari dehidrasi, tetapi membuat mereka lebih sensitif terhadap kelaparan dan stres karena panas. Pada manusia, polifenol juga ditemukan memiliki dampak negatif pada organ reproduksi mereka seperti kelangkaan telur matang pada wanita dan testis atrofi pada pria.
Para peneliti menjelaskan lalat buah menjadi model sistem yang ideal untuk belajar penuaan karena mereka memiliki 75% gen penyakit yang ditemukan pada manusia. Pada aspek-aspek tertentu mereka bahkan meniru fisiologi manusia seperti kecenderungan mengalami ketidakseimbangan setelah mengonsumsi alkohol terlalu banyak.
Melansir dari mic.com, para peneliti menjelaskan bahwa teh hijau memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah yang rendah. Tetapi, teh hijau akan memberikan efek samping jika dikonsumsi dalam jumlah yang tinggi. Para peneliti mengaku harus menyelidiki penemuan ini lebih lanjut. Tetapi, mereka menyarankan untuk mengonsumsi teh hijau dalam dosis yang sedang saja.
Para peneliti menambahkan bahwa mereka membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui lebih jelas mengenai dampak teh bagi kesehatan manusia. Sementara itu, mereka menyarankan untuk mengonsumsi hanya secangkir teh hijau sehati untuk mendapatkan manfaat antioksidannya.
0 komentar:
Posting Komentar