Jumat, 23 Desember 2016

Rumpian Beha: Kanker Payudara Bukan Tabu, Semua Berhak Tahu

Kanker Payudara Merupakan Kanker Tertinggi ke Dua di Indonesia dan 70% Kasusnya Terdeteksi pada Stadium Lanjut.
Kurangnya pemahaman masyarakat Indonesia akan gejala dan risiko kanker payudara menyebabkan kebanyakan pasien memeriksakan diri saat sudah memasuki stadium lanjut. Pembicaraan seputar kanker payudara masih dianggap tabu dan dihindari oleh sebagian masyarakat Indonesia. Akibatnya, kanker payudara menjadi momok menakutkan yang mengintai.

Jakarta, 18 Desember 2015 Untuk melawan tabu dalam upaya edukasi mengenai kanker payudara di Indonesia, PT Roche Indonesia mengadakan forum diskusi lintas sektor bertajuk Kanker Payudara Bukan Tabu, Semua Berhak Tahu pada hari Jumat, 18 Desember 2015 di ARTOTEL Thamrin. Dalam diskusi ini, hadir sebagai panelis Ketua Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN) Prof. Dr. Soehartati Gondhowiardjo, Sp.Rad. K(Onk), Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dr. Eni Gustina, MPH, Wakil Ketua Yayasan Kanker Indonesia DKI Jakarta Dr.(Med) dr. Carmen SY Jahja, Sportmed., Penanggung Jawab Deteksi Dini pada Rumah Sakit Kanker Dharmais dr. Hardina Sabrida, MARS, serta penggiat media sosial Wicaksono, atau lebih dikenal di media sosial dengan nama @ndorokakung. Perwakilan dari kelompok dukungan pasien, organisasi masyarakat, media, serta sektor swasta lain yang aktif berkecimpung dalam upaya penanggulangan kanker payudara di Indonesia juga turut hadir dan menyuarakan pendapat.

Berdasarkan rekam medis Rumah Sakit Kanker Dharmais, hampir 85% pasien kanker payudara datang ke rumah sakit dalam kondisi stadium lanjut1. Sementara Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia Linda Gumelar menyebut estimasi 70% pasien datang berkonsultasi ke dokter pada stadium lanjut. Meski belum dapat digeneralisasi secara nasional, angka-angka ini memberi gambaran mengenai tingginya insiden kanker payudara pada stadium lanjut di Indonesia. Rendahnya pemahaman masyarakat akan kanker payudara yang dipicu oleh anggapan tabu masyarakat terhadap edukasi kanker payudara adalah salah satu penyebabnya. Padahal, deteksi dini adalah kunci penanganan kanker payudara agar peluang keberhasilan terapi dan kemungkinan bertahan hidup dapat meningkat. Sekitar 93-100% pasien kanker payudara yang terdeteksi pada stadium I dan II dan mendapat terapi tepat sesuai standar medis dapat bertahan hidup setidaknya selama lima tahun.

Untuk melawan tabu kanker payudara, PT Roche Indonesia memperkenalkan Rumpian Beha(bit.ly/RumpianBeha), video edukasi mengenai kanker payudara yang disajikan dengan pendekatan yang segar. Fakta-fakta mengenai kanker payudara serta langkah-langkah melakukan perikSA payuDAra sendiRI (SADARI) disampaikan secara rinci dan jelas dengan menggunakan animasi yang menarik dan bahasa yang mudah dimengerti, sehingga masyarakat awam mudah memahami dan mampu melakukan SADARI dengan benar.

Lucia Erniawati, Head of Corporate Affairs and Access PT Roche Indonesia, menyampaikan bahwa Rumpian Beha merupakan salah satu wujud komitmen Roche Indonesia dalam mengedukasi masyarakat akan pentingnya deteksi dini dalam penanggulangan kanker payudara di Indonesia.Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan, kami konsisten berkomunikasi dan bekerja sama dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk melakukan edukasi kepada masyarakat luas. Selain menjadi inisiator Rumpian Beha, kami juga bekerja sama dengan rekanan dalam mendistribusikan 12.000 buah booklet SADARI dan 25.000 buah poster lipat langkah-langkah SADARI, dan memutar Rumpian Beha di lebih dari 500 toko, klub, serta gerai rekanan di seluruh Indonesia, ujar Lucia. Diluncurkan dalam kerangka kampanye Mari SADARI yang bernaung di bawah payung besar kampanye Kalahkan Kanker, video Rumpian Beha juga telah diputar dalam seminar-seminar awam dan acara-acara lain yang dilakukan Kemenkes RI, kelompok dukungan pasien, organisasi masyarakat, dan sektor swasta lainnya, serta dapat diakses pada situs daring www.KalahkanKanker.com.

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) 2012, diperkirakan terdapat 14 juta kasus kanker baru yang muncul dan 8,2 juta kematian karena kanker di seluruh dunia. Data Riset Kesehatan Indonesia (Riskesdas) 2013 mencatat prevalensi kanker di Indonesia sebesar 1,4 per mil, atau sekitar 330.000 orang. Kanker tertinggi ke dua di Indonesia adalah kanker payudara. Berdasarkan data Globocan 2012, insiden kanker payudara sebesar 40 per 100.000 perempuan. Jumlah ini diperkirakan akan semakin meningkat seiring dengan perubahan pola hidup penduduk Indonesia.

★★★
Terima Kasih Sudah Membaca Artikel Dari Portal Berita Kecantikan Gifiskincare, Mohon Berikan Like,Comment, Atau Share Jika Informasi Yang Kami Sajikan Bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar