Jumat, 07 Oktober 2016

Cara Mengendalikan Penyakit Diabetes Melitus

Indonesia ternyata merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki penderita diabetes (sering disebut dengan penyakit kencing manis), bahkan menempati urutan ke-empat di Asia pada tahun 2013 dan nomer tujuh di dunia (terdapat sekitar 8,5 juta penderita diabetes di Indonesia).

Jika penyakit ini tidak ditangani atau dicegah dengan lebih intensif maka tidak mungkin beberapa tahun kemudian makin banyak generasi muda Indonesia yang mengalami penyakit ini. Karena penyakit ini didapat dari gaya hidup atau pola makan yang sembarangan ataupun genetik.

Penyakit diabetes atau lengkapnya Diabetes Militus, disingkat DM merupakan kelainan metabolik karbohidrat, lemak dan protein sebagai akibat dari defisiensi hormon insulin, aktivitas insulin atau keduanya dalam sirkulasi darah. Di dalam tubuh kita, terdapat proses secara alami dimana glukosa (sumber energi utama bagi tubuh) bekerja secara normal. Glukosa berasal dari makanan dan hati.

Pada saat mencerna makanan gula yang diserap ke dalam aliran darah, glukosa dibantu oleh insulin (hormon yang dihasilkan pankreas dan berfungsi untuk mengatur metabolism karbohidrat) berfungsi menyalurkan ke sel-sel tubuh. Normalnya fungsi insulin dan glukosa ini akan membantu kita ketika kita tidak makan untuk beberapa waktu, maka simpanan glukosa akan dikeluarkan oleh hati menjaga kadar glukosa tetap normal, sehingga tubuh kita tetap memiliki energi.

Pada beberapa kondisi, proses glukosa tidak berjalan lancar dikarenakan sistem imun kita yang normalnya berfungsi untuk melawan bakteri atau virus, malahan menyerang hormon insulin. Kondisi ini membuat kita bisa kekurangan atau malahan tidak memiliki insulin, dan gula akan menumpuk di dalam aliran darah. Kondisi lainnya, pankreas tidak mampu menghasilkan cukup insulin, dikarenakan kelebihan lemak atau hal lainnya yang belum bisa dipastikan secara jelas dalam dunia medis.

Pada kondisi ibu hamil dimana plasenta memproduksi hormon untuk menopang kehamilan, hormon ini juga sekaligus membuat sel lebih resisten terhadap insulin. Oleh karena itu, pada perempuan yang berencana untuk hamil sangat disarankan untuk menjalani tes gula darah yang mengukur kadar gula darah (dalam hal ini melihat normal tidaknya insulin dan glukosa) di tubuh si perempuan.

Seperti yang sudah dikatakan di atas, penyakit DM dapat disebabkan oleh gaya hidup atau pola makan yang sembarangan atau tidak sehat dan genetik (keturunan). Selain itu, usia (dimana resiko mendapatkan penyakit ini bertambah seiring usia yang bertambah), perilaku pasif (lemak dalam tubuh tidak terbakar), tekanan darah tinggi, kolesterol, lemak (dikarenakan kegemukan) dan virus juga memicu terjadinya penyakit DM ini.

DM memiliki gejala seperti lebih sering buang air atau mengompol pada anak, gampang merasa haus dan lapar, sering makan tapi berat badan sulit naik atau berat badan malahan menyusut drastis, badan sering lemas dan kelelahan dan sering mengantuk. Pada level penyakit DM yang sudah tingkat lanjut, penderita bahkan sudah tidak merasakan sakit ketika mengalami luka di badannya.

Pada penderita DM perempuan, terdapat gejala-gejala khusus seperti infeksi vagina yang ditandai dengan munculnya keputihan secara berulang, meskipun telah mendapatkan pengobatan, lebih mudah terserang infeksi jamur di daerah organ intim karena daerah tersebut mengalami kelambaban cukup tinggi, mengalami gangguan fungsi hormonal atau keseimbangan hormone yang mengganggu sistem reproduksi dan depresi.

Berbagai penyakit yang dapat terpicu oleh DM, antara lain: alzheimer, tiroid, parkinson dan lain-lain. Selain itu DM dapat menyebabkan gangguan pada mata bahkan bisa berakibat pada kebutaan, ginjal yang dapat mengakibatkan gagal ginjal, sistem saraf atau jantung.
Adapun cara mengendalikan penyakit DM yaitu dengan mengembangkan pola hidup sehat, yaitu

1. Memperbanyak konsumsi makanan yang sehat
Makanan sehat seperti sayur dan buah, merupakan makanan yang tepat untuk dikonsumsi penderita DM ini. Apalagi sayur dan buah organik, artinya yang tidak menggunakan pupuk kimia. Makanan junk food, merupakan makanan yang sebaiknya dihindari karena mengandung banyak lemak dan kolesterol.

2. Rutin berolahraga
Olahraga sebanyak 3 kali dalam seminggu, masing-masing setidaknya 20 menit sudah cukup untuk menjaga kadar glukosa dan insulin di tubuh kita dalam keadaan normal. Walaupun sesibuk apapun, usahakan untuk tetap berolahraga ringan, seperti lari atau jalan kaki.

3. Menjaga berat badan ideal
Ketika kita sudah merasa badan kita berat untuk berolahraga atau melakukan aktivitas, kemungkinan kita mengalami kenaikan berat badan. Kendalikan berat badan dengan mengkonsumsi makanan sehat dan olahraga yang teratur.

4. Menghindari rokok
Kebiasaan merokok ternyata tidak hanya buruk bagi paru-paru dan jantung tapi juga bagi hormon insulin dan glukosa. Karena itu hindari kebiasaan ini atau hentikan sama sekali agar insulin dan glukosa kita tetap normal berproses dalam tubuh kita.

5. Mengurangi asupan alkohol
Alkohol juga merupakan salah satu pemicu meningkatnya ketidaknormalan proses insulin dan glukosa dalam tubuh kita. Karena itu, kurangi asupan alkohol atau tidak mengkonsumsi sama sekali.

6. Disiplin dan bertekad pada diri sendiri untuk hidup sehat
Hal terakhir yang harus dilakukan yaitu disiplin dan bertekad pada diri sendiri untuk hidup sehat. Karena semuanya tidak akan berlaku apabila kita tidak disiplin dan bertekad untuk hidup sehat. Kita harus mengatur pikiran kita untuk hidup sehat demi generasi mendatang, yaitu anak cucu kita.

0 komentar:

Posting Komentar