Minggu, 18 September 2016

Bisakah seseorang terbangun oleh suara dengkurannya sendiri?


Siapapun yang pernah tidur di satu ruangan bersama orang yang punya kebiasaan mendengkur, tentu tahu betapa menjengkelkan dan berisiknya suara 'ngorok' tersebut. Meski kita tak bisa menyalahkan yang bersangkutan karena hal tersebut tak disadarinya, kita tetap saja pusing memikirkan cara tidur kita bagaimana.

Seringkali kita berpikir, "masak si tukang ngorok ini ga bisa bangun mendengar suara ngoroknya sendiri sih?"

Yap, hal serupa memang banyak dipertanyakan, dan para ilmuwan ternyata juga meneliti hal tersebut.

Menurut sebuah buku berjudul "Sleep: The Mysteries, The Problems, and The Solutions," ternyata para pendengkur yang bersuara kencang ini dapat terbangun sendiri dengan suara ngoroknya yang berisik. Namun, ia akan bangun selama beberapa detik saja. Inilah mengapa ketika dia bangun di pagi harinya, dia tak ingat apapun soal terbangun di malam hari.

Hal ini adalah salah satu bahaya dari dengkuran, di mana para penderitanya tidak sadar kalau mereka terbangun di tengah tidur, dan tetap merasa kurang tidur di pagi harinya.

Dilansir dari Live Science, mendengkur sendiri disebabkan oleh udara yang terhambat di jalur pernapasan, sehingga udara tersebut menimbulkan suara ketika melewati jaringan halus yang ada di belakang tenggorokan.

Dari data yang diperoleh dari American Academy of Sleep Medicine, 24 persen dari wanita dan 40 persen dari pria adalah pendengkur. Mendengkur juga sangat umum diderita oleh mereka yang kelebihan berat badan, karena mereka cenderung memiliki banyak jaringan halus di balik tenggorokan mereka.

Sedangkan mereka yang terbangun di tengah tidur oleh 'ngorok' mereka sendiri, seringkali tidak terjadi karena suara ngorok mereka sendiri terlalu berisik. Hal ini biasanya disebabkan oleh kasus mendengkur yang lebih kronis, yakni sleep apnea. Lintasan udara dalam tenggorokan para penderita sleep apnea, sudah sangat terblokir, hingga mereka bisa bangun berpuluh-puluh kali dalam satu kali tidur.

Meski demikian, mereka tidak dapat mengingat kalau mereka sudah bangun di tengah malamnya. Hal ini membuat para penderita tak pernah merasa istirahat dengan cukup ketika bangun.

0 komentar:

Posting Komentar