Sponsor: jasa pembuatan Fanpage
Dilansir dari Healthline, Jumat (8/9/2017), sebuah penelitian terhadap 93 wanita menunjukkan bahwa stigmatisasi terhadap berat badan justru membuat wanita gemuk semakin stres. Akibatnya, mereka akan makan lebih banyak dan kesulitan mengendalikan pola makan mereka.
Dalam studi lain dengan 73 wanita yang memiliki berat badan berlebih, mereka yang menonton video yang mendiskriminasi justru terdorong untuk mengonsumsi 3 kali lebih banyak kalori dari yang biasa mereka konsumsi, daripada ketika peserta lain menonton video tanpa pesan diskriminatif.
Hal ini juga didukung oleh berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa diskriminasi yang bisa diterima orang gemuk dalam bentuk apa pun menyebabkan mereka menjadi lebih stres dan akhirnya mendorong keinginan makan lebih banyak.
Antara diskriminasi berat badan dan pemicu kegemukan sendiri juga berkaitan erat. Dalam sebuah penelitian terhadap 6.157 orang, peserta yang tidak obesitas namun mengalami diskriminasi berat, 2,5 kali lebih mungkin mengalami obesitas dalam beberapa tahun ke depan.
Diskriminasi terhadap kegemukan ini tidak hanya mendorong pola makan semakin buruk tapi juga depresi akibat perpanjangan stres yang diterima. Depresi, lebih buruk lagi, bisa mendorong seseorang untuk bunuh diri. Hal ini seperti ditemukan dalam studi 2013 yang dipublikasikan di US National Library of Medicine National Institutes of Health.
Studi tersebut mempelajari 2.436 orang dengan obesitas ekstrem. Kondisi mereka mendorong perilaku depresi berat 21 kali lipat dan risiko bunuh diri hingga 12 kali lipat.
0 komentar:
Posting Komentar