Senin, 05 Juni 2017

Jangan Takut Kulit 'Gosong', Ini 4 Manfaat Sehat Rutin Berjemur

Sinar matahari diketahui dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Sayangnya, masih banyak orang ragu berjemur karena takut kulitnya menghitam.

Padahal asalkan dilakukan di jam yang tepat dan menggunakan tabir surya, manfaat dari berjemur bisa Anda dapatkan tanpa perlu khawatir kulit 'gosong'.

Sponsor: Jasa Pembuatan Fanpage

Seperti dirangkum detikHealth dari berbagai sumber, berikut 4 manfaat ekstra bermain di bawah paparan sinar matahari:

1. Cegah penyakit jantung dan diabetes

Disampaikan oleh Stephen Pandol dari Cedars-Senai Medical Centre di Amerika Serikat. Menurut Pandol, berjemur sinar matahari dan mencukupi kebutuhan vitamin D dapat membantu mencegah penyakit sindrom metabolik.

Sebelumnya diketahui bahwa diet tinggi lemak dapat memicu sindrom metabolik. Namun kini para ilmuwan telah menemukan bahwa kekurangan vitamin D juga turut berperan dalam perkembangan risiko penyakit sindrom metabolik, termasuk diabetes.

"Berdasarkan penelitian ini, kami percaya bahwa mencukupi kebutuhan vitamin D, terutama dari makanan dan melalui paparan sinar matahari, bermanfaat untuk pencegahan dan pengobatan sindrom metabolik," tutur Pandol, seperti dikutip dari Times of India.

2. Perkuat imun

Siapa bilang berjemur tak bisa bikin tubuh lebih sehat dan kuat? Gerard Ahern, peneliti dari Georgetown University, menjelaskan bahwa kebiasaan rutin berjemur juga bisa membantu memperkuat kerja sistem daya tahan tubuh. Efeknya, Anda bisa terhindari dari berbagai jenis penyakit.

Ya, berjemur di bawah sinar matahari juga memberikan energi pada sel T. Sel T merupakan salah satu sel yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Sel ini juga memiliki peran penting dalam memerangi infeksi dalam tubuh manusia. "Kita semua tahu sinar matahari memberikan vitamin D. Nah, paparan sinar matahari nyatanya juga berdampak pada imunitas," ungkap Ahern.

Temuan ini menunjukkan produksi vitamin D membutuhkan sinar ultraviolet (UV). Nah, sinar matahari memberikan paparan cahaya biru atau blue light dalam kadar aman dan membantu sel-sel T bergerak lebih cepat. Sinar biru dalam sinar matahari mampu menembus lapisan dermis dan memberikan dampak signifikan terhadap aktivasi sel T.

"Sel-sel T perlu bergerak untuk melakukan 'pekerjaan' mereka. Salah satunya untuk sampai menuju ke lokasi infeksi dan mengatur respons. Penelitian ini menunjukkan bahwa sinar matahari secara langsung mengaktifkan sel-sel kekebalan tubuh dengan meningkatkan gerakan mereka," imbuh Ahern.

3. Redakan insomnia

Psikolog klinis Kelly Glazer Baron mengatakan olahraga lebih baik dari obat tidur dalam mengatasi insomnia. "Dari satu penelitian yang kami lakukan terungkap wanita paruh baya yang mengidap insomnia mengaku tidurnya membaik setelah berolahraga. Mereka juga mengaku lebih berenergi dan tidak cenderung depresi lagi," katanya.

Meski demikian, peneliti tidur dari Arizona State University, Shawn Youngstedt mengatakan, olahraga mungkin tidak seefektif obat tidur untuk mengatasi insomnia. Hanya saja bila Anda memperhatikan efek samping dari pengobatan, maka olahraga tentu lebih unggul.

Lalu berapa lama olahraga yang disarankan demi mendapatkan istirahat yang optimal? Sebagian besar studi menyebut olahraga berintensitas sedang seperti aerobik selama 2,5 jam perpekan, dikombinasikan dengan latihan kekuatan sebanyak 2 kali sepekan.

Selain aerobik, bisa juga dengan jalan cepat, bersepeda atau olahraga dengan alat bantu mesin di gym. "Lebih baik lagi dilakukan di luar ruangan karena cahaya matahari bisa membantu memperbaiki pola tidur," tambah Youngstedt.

4. Cegah mata minus

Studi yang dilakukan oleh The London School of Hygiene and Tropical Medicine menemukan bahwa sinar ultraviolet B (UVB) pada sinar matahari bermanfaat bagi kesehatan mata anak-anak. Terutama untuk mengurangi risiko terjadinya miopi atau rabun jauh.

Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr Astrid E. Fletcher melakukan pengamatan terhadap enam studi European Eye Study. Dari total 4.187 responden, ia mencari hubungan antara sinar matahari dan kejadian rabun jauh. Ditemukan bahwa semakin banyak paparan sinar UVB pada usia 14-19 tahun dan 20-39 tahun, maka semakin rendah risiko rabun jauh yang dimiliki.

"Hubungan antara paparan sinar UVB dan miopi butuh penyesuaian masing-masing anak. Namun tetap sebaiknya anak dibiarkan bermain di luar rumah, sebab manfaatnya tak sekadar menyehatkan mata tapi juga yang lainnya," ujar Fletcher, dikutip dari Daily Mail.

0 komentar:

Posting Komentar