Sabtu, 17 Desember 2016

Benarkah kentang lebih sehat daripada nasi?

Sebagai orang Indonesia, tentulah makanan pokok yang kita konsumsi setiap harinya adalah beras yang dimasak menjadi nasi. Namun, terdapat alternatif selain nasi yang sudah mulai dikonsumsi secara lebih rutin juga, seperti kentang, ubi jalar dan sagu. Salah satu yang paling mudah ditemui, diolah dan rasanya enak adalah kentang. Karena kebiasaan memakan nasi sudah terlanjur melekat, tidak semua orang dengan yakin beralih ke hanya mengonsumsi kentang.
Kentang memang kaya akan kandunganvitaminA, B, C,karbohidrat, serat, sodium, potasium, fosfor dan zat besi. Kandungan phytonutrient dalam kentang merupakan zat gizi yang bersifatantioksidanatau penangkal radikal bebas pemicu beragam penyakit dan penyebab penuaan dini. Selain itu, padatnya karbohidrat tapi dengan nilai kalori yang lebih kecil dalam kentang ketimbang nasi, membuat makanan yang berasal dari tumbuhan menjalar ini menjadi primadona dalam menu program diet kita. Bayangkan saja, satu kentang berukuran sedang mengandung kurang lebih 150 kalori saja. Sedangkan dalam satu piring nasi bisa mengandung sampai 240 kalori. Perbedaannya sangat signifikan.

Meski kentang sarat akan nilai gizi, tapi ternyata kentang memiliki indeks glikemik lebih tinggi daripada nasi. Nasi putih mengandung IG antara 70-80. Nasi merah memiliki IG sedikit lebih rendah yaitu 60-80. Sedangkan kentang panggang ber-IG 78-111. Kentang rebus memiliki IG sebesar 89.

Indeks glikemik adalah ukuran kecepatan makanan diserap menjadigula darah. Semakin tinggi indeks glikemik suatu makanan, semakin cepat dampaknya terhadap kenaikan gula darah. Makanan-makanan dengan indeks glikemik tinggi, sama halnya dengan makanan berkalori tinggi, jika diasup berlebihan dapat menyebabkan beberapa gangguan bagi kesehatan seperti meningkatnya kadar gula, menekan kolesterol baik, serta meningkatkan risiko terjadi serangan jantung dan diabetes, demikian menurut situs American Diabetes Association.

Pilihan Selain Kentang
Sumber karbohidrat dengan indeks glikemik rendah (55 ke bawah) menurut Harvard Medical School adalah beras merah, sereal, pasta, bulgur, roti gandum utuh, dan kacang polong.

Makanan dengan indeks glikemik rendah menciptakan rasa kenyang yang lebih besar dan bisa bertahan lebih lama. Karena rasa lapar baru muncul lagi beberapa jam kemudian, Anda menjadi lebih sedikit mengonsumsi makanan.

Dalam suatu penelitian, anak-anak obesitas yang mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah selama sekitar empat bulan dilaporkan mengalami penurunan berat badan secara signifikan. Namun, karena makanan berindeks glikemik rendah juga kaya serat makanan, terkadang sulit untuk membedakan apakah penurunan berat badan karena faktor indeks glikemik atau serat makanan atau kedua-duanya.

Karena kentang termasuk makanan bernutrisi tinggi, tidak adil rasanya jika Anda mengeliminasinya begitu saja dari menu sehari-hari.

Cara paling baik makan kentang adalah dengan memanggangnya utuh termasuk dengan kulitnya. Dengan dipanggang, nutrisi kentang hilang hanya sedikit. Ini berbeda dengan cara masak yang lain misal digoreng atau direbus tanpa kulit yang dapat menghilangkan kandungan nutrisi kentang dalam jumlah cukup signifikan. Cara lain adalah dengan di-steam bersama kulitnya. Vitamin pada kentang adalah jenis yang larut dalam air dan kulit kentang mencegah agar vitamin kentang tidak terlalu banyak hilang.(LT)

★★★
Terima Kasih Sudah Membaca Artikel Dari Portal Berita Kecantikan Gifiskincare, Mohon Berikan Like,Comment, Atau Share Jika Informasi Yang Kami Sajikan Bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar